Arsip

Archive for Februari 22, 2010

KanKer SeRvIkS

Februari 22, 2010 Tinggalkan komentar

1. Apa kah yg dimaksud dengan kanker leher rahim?
kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Dan ini sangat berbahaya dan bisa membuat dokter mengambil langkah, mengangkat rahim kita/ bisa menyebabkan kematian

2. Apakah gejala kanker leher rahim?
Keputihan
Perdarahan pada saat hubungan seksual
Ulkus pada porsio
Pada stadium lanjut terjadi fistel (hubungan) antara rektum dan vagina, terjadi perpindahan jauh.
Berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan,, nyeri pinggul ,punggung dan tungkai yg berlebihan , keluarnya air kemih dan tinja dari vagina, Patah tulang, sbd bahkan keputihan yg berlebihan atau sakit perut yg biasa terjadi pun bisa menjadi gejala, karena itu artinya ada yg salah di dalah rahim anda, karena menurut survey itu adalah suatu kondisi yg tidak boleh terjadi, meskipun banyak wanita yg mengatakan itu adalah hal biasa, namun sekali lagi kami tekankan, yg menjadikan penyakit itu biasa diantara wanita2 indonesia adalah penggunaan produk lokal yg tidak berkualitas bahkan cenderung merusak organ penting, makanya disini sangat disarankan berikan yg terbaik untuk vagina anda, karena itu lebih penting dari segalanya.

3. Kanker mulut rahim, menurut catatan kompas, menempati peringkat pertama kanker pada perempuan di Indonesia. Ada 15.000 kasus baru pertahun dengan kematian 8000 orang pertahun. Angka harapan hidup lima tahun jika kanker ini diketahui dan diobati pada stadium I adalah 70 – 75%, pada stadium 2 adalah 60%, pada stadium 3 tinggal 25%, dan pada stadium 4 penderita sulit diharapkan bertahan. (kompas, 13/5/2007, rubrik keluarga)

4. Penyebab kanker serviks
apa penyebab kanker leher rahim?
1.HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh
6. Pemakaian pil KB
7. Infeksi /pemakaian bahan kimia secara menahun
8. Penggunaan pembalut yg kualitasnya rendah
9. penggunaan bahan kimia yg terlalu berlebihan untuk rahim/vagina
10. pembiaran/cuek terhadap masalah2 miss v yg sudah berlebihan contohnya keputihan yg berlebihan

5. Stadium kanker serviks
Stadium 1 : sel tumor masih terbatas di daerah serviks
Stadium 2 : sel tumor telah keluar dari serviks dan mencapai daerah 2/3 bagian atas vagina namun belum mencapai dinding panggul
Stadium 3 : sel tumor telah mencapai 1/3 bagian bawah vagina dan telah mencapai dinding panggul
Stadium 4 : sel tumor telah mencapai kandung kencing atau mukosa rektum atau sel tumor telah berpindah jauh atau sel tumor telah keluar dari panggul kecil

6. bagaimana cara pencegahan kanker leher rahim?
percaya ga percaya sebaiknya ganti pembalut anda yg tidak berkualitas, jaga kebersihan vagina, gunakan pantyliner untuk menghentikan gejala2 yg mungkin terjadi , peduli terhadap masalah miss v yg dating setiap bulannya dan juga dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun,,

7. Masa pra kanker serviks
Serviks memiliki dua jenis epitel yaitu kolumnair dan skwamosa yang dihubungkan dengan sambungan skwamosa kolumnair (squamous-columnar junction), bagian antara bibir luar dan dalam leher rahim, bisa mengubah sel menjadi abnormal. Masa pra kanker (setelah sel berubah menjadi abnormal) adalah masa tiga tahapan perubahan sel yang disebut cervical intraepithelial neoplasia (CIN), yaitu CIN 1, CIN 2, dan CIN 3. Setelah CIN 3, sel yang abnormal itu menjadi sangat tebal dan akhirnya menjadi kanker. Perubahan CIN 1 menjadi kanker membutuhkan 3 – 10 tahun sehingga deteksi dini sangat penting.

8.Pengobatan kanker serviks
Pencegahan dan deteksi dini sangatlah penting sebab jika kanker di temukan pada saat stadium dini maka harapan hidup lebih lama dibandingkan dengan kanker yang memasuki stadium lanjut. Adapun pengobatan KMR adalah dengan kemoterapi, radioterapi hingga pembedahan.
============================================

Kategori:Uncategorized

Delapan Kiat Mengatasi Kegemukan

Februari 22, 2010 Tinggalkan komentar
Delapan Kiat Hindari Kegemukan!

Rabu, 31 Maret, 2004 oleh: Gsianturi
Delapan Kiat Hindari Kegemukan!
Gizi.net – Masalah kegemukan selalu dikaitkan pada keturunan. Padahal, kegemukan lebih sering diakibatkan oleh kebiasaan makan yang kurang sehat dan kurang berolahraga. Delapan kiat sederhana berikut mudah-mudahan berguna untuk mengatasinya.

Menurut F.G. Winarno, ilmuwan senior dari IPB, menjaga berat badan yang sehat seharusnya sudah dimulai sejak bayi lahir. Bayi harus dijaga agar tidak terlalu gemuk.

Bayi dan anak-anak yang pertumbuhannya lebih dipercayakan kepada pembantu biasanya mengalami pertumbuhan terlalu cepat, salah satu di antaranya adalah terlalu gemuk. Tragisnya, banyak ibu yang justru merasa bahagia melihat anaknya endut sekali. Padahal, anak-anak yang terlalu gemuk akan memiliki sel lemak yang berlipat ganda sejak bayi. Jumlah sel lemak tersebut akan dipertahankan sampai tua. Bila kelak dewasa dan makan terlalu banyak, sel-sel tersebut mudah mengembang. Badan mudah menjadi gemuk dan kelak dapat berkembang menjadi obesitas.

Problem Nasional
Di Amerika Serikat (AS), penanggulangan dan pengobatan terhadap gejala obesitas ternyata sangat sulit dilakukan.

Kadar kegagalannya sekitar 90-95 persen. Padahal, hasil penelitian yang dilakukan National Obesity Forum menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian psikologi, anak-anak yang kegemukan memiliki kecenderungan angka lebih rendah terhadap kebahagiaan, kepuasan, dan kepercayaan diri dibandingkan dengan anak yang sehat dan langsing.

Tak seperti di Indonesia yang belum menjadi masalah nasional, para aktivis kesehatan di AS mengampanyekan agar segera dilakukan tindakan nyata untuk mengatasi peningkatan kasus obesitas atau kegemukan. Apalagi setelah muncul laporan bahwa kondisi kegemukan di dunia telah mencapai tingkat yang membahayakan.

Dalam data National Obesity Forum disebutkan bahwa kegemukan saat ini menyumbangkan hingga 30.000 kematian per tahun, demikian pemberitaan situs internet Gloria Cyber Ministries. Ian Campbell, ketua National Obesity Forum, mengatakan, “Kegemukan adalah salah satu masalah besar dan banyak dokter yang enggan untuk menyisihkan waktu dan energi mereka untuk mengendalikan angka kegemukan ini.”

Kata Campbell, ada banyak alasan untuk masalah ini. Misalnya, banyak dokter yang belum menerima atau mengerti bahwa kegemukan termasuk juga salah satu penyakit serius.

Kasus kegemukan juga menjadi masalah besar terutama pada anak-anak di negara yang ekonominya sudah maju atau berkembang. Di Singapura misalnya, 13 persen anak-anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami kegemukan atau obesitas. Keadaan yang sama terjadi di Malaysia, Hong Kong, dan juga dialami masyarakat Indonesia di daerah perkotaan yang makmur.

Jika langkah-langkah nyata untuk mengatasi kegemukan itu tak dilakukan, diperkirakan satu dari lima pria dan sekitar seperempat dari seluruh wanita yang ada dapat mengalami kegemukan dalam tiga tahun mendatang. Prof. Philip James, Ketua The International Obesity TaskForce, mengatakan hal paling penting adalah mengatasi kegemukan di usia anak-anak dengan segera.

Memicu Osteoporosis
David Ludwig dari rumah sakit anak-anak di Boston, seperti dikutip Reuters, menemukan bahwa 57 persen anak-anak mengonsumsi minuman ringan di hampir setiap hidangan. Dampaknya, mereka menjadi kekurangan kalsium.

Suatu penelitian yang diterbitkan pada Februari 2001 misalnya, menemukan anak-anak perempuan yang meminum banyak soda akan kekurangan kalsium. Dampaknya, mereka akan mengalami osteoporosis di masa tua.

Untuk menghindarkan diri dari kecenderungan menjadi gemuk perlu diingat bahwa lemak di piring kita sebagian besar akan disimpan menjadi lemak di dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh dapat menjadi cepat gemuk.

Berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan:

Jangan yang digoreng. Masaklah mi dalam air, jangan digoreng. Begitu juga dengan nasi. Sajikan nasi yang ditanak/dikukus, jangan yang digoreng. Memilih daging juga lebih baik yang dipanggang.
Kunyah perlahan. Kunyahlah makanan secara perlahan-lahan dan cobalah menikmati makanan sewaktu berada dalam mulut. Dengan demikian akan menyebabkan lambung cepat kenyang dan membantu mencegah makan terlalu banyak. Nasihat lama yang masih boleh diikuti, kunyahlah makanan setidaknya 32 kali sebelum menelannya.

Ambil sedikit. Ambillah makanan pertama sedikit mungkin ke dalam piring Anda. Tambah sedikit demi sedikit bila masih lapar. Cara ini dilakukan agar Anda tidak merasa terpaksa harus menghabiskan makanan yang sudah berada di piring.

Tinggalkan meja setelah selesai. Diimbau untuk segera meninggalkan meja makan setelah selesai dan jangan dilanjutkan dengan mengobrol. Ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari iseng atau keinginan ngemil dan mengambil makanan dari sana-sini sehingga tak terasa perut menjadi terlalu kenyang.

Hindari kadar gula dan lemak tinggi. Hindari makanan berkadar gula dan lemak tinggi seperti cake cokelat, kue-kue (pastries), lemak hewan, mentega, fullcream milk, jeroan, dan lain-lain.
Konsumsi banyak buah. Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan karbohidrat dapat menjaga jumlah kalori yang masuk agar sesuai dengan kebutuhan.

Waspadai minuman bersoda. Anak-anak yang mengonsumsi minuman ringan bergula berisiko tinggi mengalami kegemukan. Laporan para peneliti Amerika yang diterbitkan oleh The British Medical Journal The Lancet, remaja AS perlu segera mengurangi minuman bersoda dan junk food yang berisiko mengganggu kesehatan. “Kami menemukan selalu ada minuman ringan di setiap hidangan tambahan, dan risiko kegemukan meningkat kira-kira 50 persen,” kata Ludwig.

Kurangi menonton televisi. “Kegemukan pada anak-anak diakibatkan oleh banyak faktor. Tidak ditekankan hanya pada satu faktor, yaitu minuman ringan dan masalah gizi, melainkan juga kebiasaan seperti menonton televisi,” ungkap Ludwig. Membanjirnya acara di televisi, termasuk film-film kartun dan telenovela, membuat anak-anak dan ibu rumah tangga semakin lama duduk di depan televisi sambil ngemil. Keadaan demikian mendorong tubuh kurang gerak dan mudah menjadi gemuk.
Dari 4.771 wanita yang diteliti di Singapura, mereka yang menonton televisi tiga sampai empat jam sehari berpeluang dua kali lipat menjadi gemuk dibanding kelompok yang jarang menonton televisi. (Donny Anggoro)

Sumber:
http://www.kompas.co.id/ (31 Maret 2004)

Kategori:Uncategorized

Quitters Can Win

Februari 22, 2010 1 komentar

QUITTERS CAN WIN

Vince Lombardi, pelatih sepak bola amerika yang mahsyur pernah mengatakan, “Winner Never quit and quitters never win.” Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, kata-kata itu menjadi “Pemenang tidak pernah berhenti (mencoba) dan pecundang tidak akan pernah menang (karena berhenti mencoba).”

Perdana Mentri Inggris saat Perang Dunia kedua, Sir Winston Churchill, juga pernah berkata “Never, never, never quit.”

Apakah Anda yakin dan percaya dengan apa yang dikatakan oleh kedua tokoh ini?

Dulu saya sangat percaya , bahkan saya menambahkannya dengan pernyataan “Sukses diukur bukan dari tingginya pencapaian, Sukses diukur lebih dari berdasarkan seberapa besar hambatan yang berhasil kita atasi dalm proses mencapai sukses” dan “Tidak penting berapa kali Anda jatuh, yang penting adalh berapa kali Anda bangkit kembali setelah anda jatuh” Lengkaplah sudah keyakinan saya ini, berbekal keyakinan ini, saya membuat keputusan untuk terus maju tak gentar menghadapi berbagi hambatan dan kesulitan dalam proses menuju sukses yang saya idamkan.

Setiap kali saya ingin berhenti, selalu tidak bisa. Mengapa? Ya, karena saya yakin winners never quit and quitters never win. Jika berhenti, saya menjadi seorang pecundang. Karena inilah, saya terus maju tak gentar selama tujuh tahun, mengejar impian tanpa melakukan analisis kritis terhadap situasi dan kondisi kehidupan pribadi saya. Saya menggunakan jurus “pokoke” Pokoke maju terus.

Semua ini diperparah lagi dengan kepercayaan “Tidak ada orang gagal, semua orang pada dasarnya orang sukses, mereka gagal karena mereka berhenti terlalu cepat” Betapa berbahayanya kepercayaan ini.

Apakah Anda juga pernah atau sedang mengalami hal yang sama seperti yang saya alami? Bersyukurlah bila Anda belum mengalaminya. Namun tetaplah bersyukur bila ternyata Anda telah mengalaminya karena Anda tidak sendirian.

Pertanyaan kritis yang seharusnya kita ajukan adalah, “Benarkah winners never quit and quitters never win?” Bagaimana kalau pernyataan itu kita plesetkan sedikit menjadi, “Quitters Can Win If They Know The Right Reason, The Right way, and The Right Time to quit”?

Saya mendapatkan banyak E-mail dan sms dari pembaca buku saya, saya melihat satu pola yang sama, yaitu mereka pada umumnya berkeluh kesah mengenai hidup mereka. Ada juga yang mengeluhkan bisnis yang mereka jalankan selama beberapa tahun tapi belum membuahkan hasil seperti yang mereka inginkan. Mereka sangat ingin berhenti, tetapi tidak bisa. Alasannya, kepalang tanggung karena sudah dijalankan beberapa tahun, saying kalau berhenti ditengah jalan. Waktu saya kejar lebih jauh, ternyata mereka meyakini apa yang telah saya uraikan diatas. Intinya, jika berhenti mereka akan menjadi pecundang! Benarkah??

Keengganan berhenti atau quit juga terjadi dalam aspek kehidupan lain. Ada seorang perempuan yang telah menjalin hubungan dengan seseorang pria selama hamper sepuluh tahun, dan ia tahu hubungan ini tidak akan kemana-mana, bahkan tahu pacarnya ini bukan tipe pria yang bertanggung jawab. Namun, ia tidak berani quit atau memutuskan untuk putus. Waktu saya Tanya apa alasannya tidak berani putus dan mencari pasangan lain yang lebih cocok, jawaban yang saya terima sungguh mengejutkan, “Lha, saya kan sudah pacaran hampir sepuluh tahun , kalau harus mulai dari awal lagi, rasanya berat bagi saya, selain itu usia saya sekarang juga sudah hamper 30 tahun. Sulit mencari pasangan dengan usia saya sekarang ini, rugi dong kalau saya berhenti sekarang.”

Tentu saja jawaban itu kurang pas, bukankah menikah untuk seterusnya? Kalau ketika masih pacaran saja ternyata sudah begini modelnya, mau jadi apa nanti kalau sudah menikah? Saya hanya bisa geleng-geleng kepala, bingung. Sepintas rekan saya ini tampaknya tidak mau rugi, mungkin baginya masa pacaran yang sudah 10 tahun itu adalah masa investasi. Dengan demikian ia telah menghitung ROI ( Return On Investment ) dan beberapa Pottentian Loss yang mungkin terjadi jika ia quit.

Lalu, apakah kita boleh quit? Tentu boleh, siapa yang berhak melarang? Ini hidup kita sendiri. Kita mau quit atau terus, itu urusan kita, orang lain tidak boleh ikut campur. Satu hal yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh adalah bahwa kita harus punya alasan yang tepat ketika memutuskan untuk quit, tidak asal quit.

Hal ini saya serahkan sepenuhnya kepada Anda, kita harus jujur kepada diri sendiri. Apakah kita quit karena kita memang malas, tidak termotivasi, tidak tahan menderita, kurang ulet, ataukah karena setelah bekerja sangat keras, berusaha dengan sungguh-sungguh, sepenuh hatu, melakukan whatever it takes, massive action dengan burning desire, kita sampai pada satu kesimpulan bahwa apa yang kita lakukanternyata tidak sejalan dengan value atau nilai-nilai hidup kita.

Quit tidak hanya berlaku untuk mereka yang belum berhasil mencapai sesuatu, mereka yang sebenarnya telah berhasil mencapai kesuksesan pada level tertentu juga bisa quit jika merasa hambar dengan hidup mereka.

Saya pernah membaca kisah seorang financial consultant di Jakarta, yang sangat sukses dengan kariernya. Pada usia 40 tahun, ia memutuskan untuk quit dan banting setir menjadi seorang pelukis.

Tentu tidak mudah melakukan hal ini, banyak kawannya yang menyebutnya gila karena meninggalkan karier yang begitu cemerlang dan telah member hasil begitu besar, khususnya secara financial.

“Saya merasa jauh lebih tenang, damai, dan bahagia dengan menjadi seorang pelukis. Ini adalah impian yang saya kubur sekian lama. Sekarang saya telah menjadi orang yang bebas mengekspresikan diri saya sendiri,” ungkapnya lugas.

Contoh diatas menunjukan bahwa sering kali ketika seseorang mendaki tangga kesuksesan dan telah mencapai puncak, ia baru sadar ternyata tangganya bersandar ditembok yang salah. Nah, kalau begitu, apa yang harus dilakukan? Ya banting setir seperti si financial consultant ini.

Mengapa tangga bisa bersandar ditembok yang salah dan kita tidak tahu atau menyadarinya? Jawabannya sangat sederhana. Kebanyakan dari kita tidak merancang hidup dengan hati-hati dan saksama. Manusia pada umumnya menjalani hidup yang asal-asalan dan tidak punya peta kehidupan yang akan mereka jalani.

Diberbagai buku pengembangan diri, seminar motivasi , seminar sukses, dan berbagai program video yang pernah saya pelajari umumnya kita diminta untuk membuat daftar impian secara tertulis. Impian ini harus lengkap, meliputi berbagai aspek kehidupan. Ada Aspek Spiritual, Finansial, Bisnis-karier, materi, social, keluarga, kesehatan fisik dan mental. Sayapun dulu melakukan hal yang sama dengan yang di anjurkan.

Namun, seiring berkembangnya kesadaran diri melalui proses pembelajaran dan perjalanan hidup, saya akhirnya menyadari satu hal yang selama ini luput dari perhatian saya. Ternyata menyusun impian tidak bisa asal-asalan. Untuk itu, pertama-tama kita perlu mencari tahu, menetapkan, dan menyusun nilai-nilai hidup ( value ). Value adalah apa yang kita yakini sebagai hal yang penting bagi hidup kita. Ia berperan sebagai kompas yang mengarahkan perahu kehidupan kita. Jika dihubungkan dengan cerita mengenai tembok yang salah tadi, yang dimaksud dengan “tembok” itu adalah value.

Dengan didasarkan pada value, impian yang disusun tidak akan menyimpang dari tujuan hidup kita. Dengan demikian, saat kita mencapai puncak kesuksesan, kita justru akan semakin semangat dan bahagia.

Mengapa bukan berdasarkan pendidikan formal kita? Karena ada begitu banyak orang yang slah jurusan saat kuliah diperguruan tinggi. Saya pernah memberikan konseling kepada seorang wanita dokter umum berusia 29 tahun, yang sedang mengambil spesialisasi menjadi dokter tulang ( orthopedist). Ia mengaku bahwa ia sebenarnya tidak suka dengan jurusan yang saat ini ia tempuh . ia merasa letih sekali, Padahal ini baru tahun pertamanya.

Sewaktu saya menanyakan mengapa ia meneruskannya dan tidak berhenti saja, jawabannya yang sama yang seperti biasa saya terima “Sudah kepalang basah Pak, kalau berhenti sekarang untuk apa saya kuliah dikedokteran umum?”

“Lho,dulu koq memilih masuk kedokteran?tanya saya lagi. “Ya soalnya kata Om saya kalau jadi dokter , hidupnya enak” jawabnya.

Lalu kenapa memilih spesialisasi dibidang tulang, bukan yang lain? Kejar saya..

Sebenarnya saya lebih suka menjadi dokter spesialis anak, tetapi masuknya sangat sulit. Saya sudah mencoba tapi tidak bisa, saya hanya dapat kesempatan mengambil spesialis tulang. Daripada tidak bisa kuliah lagi, ya saya jalani saja,” Jawabnya enteng

Kisah ini sangat berbeda dengan kisah kawan saya. Lang Fang,di Surabaya. Dulu itu adalah seorang agen asuransi yang sangat berhasil, namun hatinya selalu gelisah. Ia merasa asuransi bukan dunia yang sesuai dengan panggilan hatinya. Ia senang menulis sambil menjadi agen asuransi, ia telah menulis beberapa novel yang ternyata sangat berhasil. Cukup lama Lan Fang bimbang. Namun setelah melakukan perenungan mendalam , ia akhirnya memutuskan untuk mengikuti suara hatinya, menjadi seorang  penulis buku, full time.

Ada banyak yang menyayangkan ia berhenti sebagai agen asuransi mengingat potensinya yang sangat luar biasa. Namun, ia memutuskan quit dengan alasan yang tepat, disaat yang tepat dan dengan exit strategy yang tersusun dengan baik dan matang. Sampai saat ini ia telah menulis 8 novel. Diantaranya Reiinkarnasi, Laki-laki yang salah, Perempuan Kembang Jepun, dan kota tanpa kelamin.

So, siapa bilang quitters never win? Sering kali the real winner adalah mereka yang berani quit. Dan the real the real losser justru mereka yang bersikeras berkata “Never,Never,Never quit.”  Anda perlu hati-hati agar tidak menjadi winner diantara para losser karena Anda adalah yang paling tidak mau quit

Disunting dari “QUITTER CAN WIN” Pengarangnya Adi W Gunawan

Kategori:Uncategorized